Senin, 07 Oktober 2013
Senin, 07 Okt.`13

Udara dingin menemani perjalananku menuju sekolah, SMAN 2 Model Binjai :) untunglah aku mengenakan jaket berwarna kuning cerah yang baru kubeli seminggu yang lalu. Cukuplah untuk sekedar menghalau dingin yang menyapa kulitku. 

Angkutan kota melaju dengan kecepatan sedang. Langit masih saja mendung, jalan lintas sumatera mulai berdenyut kencang. Cukup banyak kendaraan yang melintas walau jam masih menunjukkan pukul setengah tujuh pagi.

Aku melewati pasar tradisional Tandam Hilir, ada apa ini? mengapa para pedagang menggelar dagangannya di tepi jalan? Rabbi, ternyata air setinggi betis menggenangi pasar yang merupakan nadi ekonomi masyarakat sekitar. Curah hujan memang sangat deras malam tadi, ditambah selokan air yang tidak lancar dan sungai yang meluap membuat kondisi kian semrawut saja. 

Kondisi senada terhampar sepanjang perjalanan. Padahal, selama menuju sekolah aku harus melewati tiga kabupaten/kota. Pertama, Langkat, kedua Deliserdang dan yang ketiga Kota Binjai. Semua daerah sama saja : sama-sama banjir. Aku sangat prihatin melihatnya. Bahkan tinggi air ada yang mencapai paha orang dewasa. Bisa dipastikan, banyak anak-anak yang tidak bisa berangkat ke sekolah karena musibah ini. Bahkan hingga aku pulang sekolah, air belum juga surut.

Untung saja, daerah sekitar rumahku tak ikut tergenang banjir. Tak bisa kubayangkan, aku harus mengangkat rok hingga setinggi betis apalagi paha. Na`udzubillah, aku tak mau melakukannya ! Terimakasih, Rabbi. Kau masih melindungi kami sekeluarga dari bencana banjir. Masih kau anugerahkan rasa nyaman dan lelapnya tidur hingga aku membuka mata saat pagi menjelang. Lindungilah kami selalu :)

0 komentar:

Posting Komentar

 
;