Senin, 25 November 2013 0 komentar

Lentera di Pintu Pagi

Menapaki bakti pada negeri
Asamu bercengkrama dengan bongkah bebatuan
Apa yang membuatmu tak goyah menantang matahari
Dan tetes-tetes hujan dari langit
Sementara terkadang aku patah memintal senja, menyisir pagi

Nadi-nadi bernyanyi
Bersama syair dari peluh luka juga tawa
Dalam pengabdian ini
Membunuhi kebodohan dari jiwa-jiwa generasi
Menghidupi  budi bangsa ini

Lalu angin malam menerbangkan secuil duka
: berpayah engkau ikuti alur zaman menuju era kami, anak-anakmu
Kemudian engkaupun mengadu didekap malam
Biar kulunasi abdiku,
`kan kueja jalanan dan beribu persimpangan
Untuk mereka anak-anakku
Yang dimatanya ada bias hari esok negeriku
Bolehkah kupeluki jiwamu yang menyala, guruku
Bolehkah kuciumi wangi jasamu
Biar kubawa semburat matahari timur  yang terpintal di hatimu

Kan kujadikan lentera jalan hidupku
 
;