Inggris, Francis Dan AS Kecam Israel Terkait Pembangunan 3000 Rumah Di Kawasan Jerusalem Timur
Inggris dan Prancis mengikuti jejak pemerintah Amerika Serikat mengecam Israel.
Kecaman ini dikeluarkan hari Sabtu
(01/12) menanggapi keputusan Israel membangun 3.000 rumah di kawasan
pendudukan di Jerusalem Timur dan Tepi Barat.
Senada dengan pernyataan Menlu Amerika,
Hillary Clinton, Kementerian Luar Negeri Inggris dan Prancis mengatakan
pembangunan permukiman baru ini menghalangi dimulainya kembali
perundingan damai Israel-Palestina.
“Pemerintah Inggris mendesak Israel untuk membatalkan keputusan tersebut,” kata Menlu Inggris William Hague.
“Kesempatan untuk mewujudkan solusi dua
negara makin kecil dan kedua pihak bersama masyarakat internasional
harus mendorong dialog dan perundingan damai,” tambahnya.
Solusi dua negara
Solusi dua negara
“Kami meminta pemerintah Israel tidak
mengambil langkah-langkah yang justru menghalangi dimulainya kembali
pembicaraan damai,” tandas Hague.
Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent
Fabius, sementara itu mengatakan Israel harus menahan diri dan
menunjukkan isyarat bersedia kembali ke meja perundingan.
Dalam pandangan Fabius, pembangunan permukiman baru akan menghalangi penerapan solusi dua negara atas masalah Israel-Palestina.
Israel memutuskan memperluas permukiman
di wilayah pendudukan sehari setelah Majelis Umum PBB menaikkan status
Palestina menjadi negara pemantau bukan anggota.
Keputusan Majelis Umum, yang didukung
sebagian besar anggota, bersifat simbolis, namun kenaikan status
memungkinkan Palestina bergabung dengan badan-badan PBB dan lembaga
internasional seperti Mahkamah Kejahatan Internasional.
0 komentar:
Posting Komentar