Sabtu, 24 November 2012

Menjadi “ Model” yang Nyata



Oleh:Fadhilatul Jannah

Menggenggam predikat sebagai sekolah model tentu bukan sembarangan, status “model” di raih bukan dengan kemudahan. Ada berbagai macam syarat yang harus dipenuhi sebelum akhirnya sebuah sekolah dapat di anugrahi predikat sekolah model. Mulai dari sarana, prasarana, system belajar, kualitas pengajar, dll. Otomatis, siswa yang berhasil di terima masuk di sebuah sekolah model di harapkan meempunyai kemampuan yang lebih dari siswa sekolah biasa. Baik itu dari segi IQ,EQ dan SQ.
Prestasi yang gemilang harusnya sudah menjadi hal lumrah yang membudaya di sebuah sekolah model, karena berbagai sarana, prasaran, fasilitas berbasis IT dan hal lainnya yang menjadikan  sekolah berpredikat unggul dari sekolah yang lain harusnya mamapu membuat para siswa belajar lebih intensif dari siswasekolah lain. Komponen pendukung yang tersedia dengan baik harus mampu melejitkan potensi siswa di sekolah tersebut. Terlebih lagi siswa yang berhasil lulus masuk sekolah model adalah pelajar unggulan yang telah terseleksi. Hal ini terbukti dengan membanjirnya prestasi yang di raih oleh siswa sekolah model, sebagai contoh nyata SMA N.2 Binjai dimana siswa/i nya berhasil mengukir prestasi di tingkat kota madya, provinsi, bahkan nasional. Ini menjadi salah satu bukti bahwa sekolah model memangg bisa melejitkan potensi siswanya. Namun, di sisi lain sebagian siswa berpendapat tidak ada keistimewaan dari sebuah sekolah model kerena mereka merasa sekolah belum mampu melejitkan potensi yang mereka miliki.ini terjadi karena para guru belum berhasil mendeteksi bakat/potensi setiap siswanya dengan baik.
Maka sudah selayaknya , sebuah sekolah model mempunyai metode belajar khusus yang dapat menjadi pendeteksi bakat siswanya, sehingga siswa yang menuntut ilmu disebuah sekolah model dapat merasakan perbedaan cara belajar disbanding sekolah lainnya.
Bicara tentang sekolah model tentu bukan hanya bicara soal prestasi belajar. Karakter adalah hal terpenting yang harus “dimodelkan” oleh sekolah. Guru dan siswa harus dapat menonjolkan karakter yang unggul, sopan santun dan budi pekerti sudah semestinya diberi perhatian khusus karena jika melihat fakta dilapangan ,sopan santun dan budi pekerti mulai diabaikan oleh siswa. Bimbingan dari konseling tentu sangat diharapkan peran pentingnya guna menjaga kualitas karakter penghuni dekolah model.
Sejatinya, setiap sekolah tentu mempunyai tujuan yang sama, yaitu menceedaskan anak bangsa dan mencetak generasi berkarakter masa depan. Yang menjadi pembeda adalah cara yang ditempuh oleg sekolah, ada yang menyuguhkan materi pelajaran dengan cara biasa tanpa menggali potensi sisiwa dan ada juga yang belajar dengan cara lebih kreatif guna menggali bakat siswanya. mengenai masalah karakter, tentu kesadaran siswa dan guru sendirilah yang memegang peranan penting. Lalu dimanakah posisi kita sebagai sekolah model? Tercapainya predikat model tentu diharapkan bukan hanya status tertulis, tetapi dapat dilihat bukti nyatanya dengan berbagai pembeda yang ada.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;