Kamis, 13 April 2017

Nulis? Siapa Takut!

Bismillahirrahmanirrahiim.

Dari pengamatan kecil-kecilan -dengan objek beberapa muslimah yang saya kenal- ada beberapa alasan yang buat sebagian orang mengurungkan niatnya untuk menulis dan nge-share hasil pemikiran mereka ke berbagai media. Yang pertama takut menimbulkan ria, ujub dan penyakit hati lainnya, dua belum bisa mengamalkan, tiga khawatir mengundang simpati lawan jenis mereka. Masya Allah, betapa istimewanya orang-orang beriman yang tiap langkahnya begitu hati-hati dan waspada.
Tapi... apa jadinya ya kalau aja dahulu para penulis hebat kaya Mbak Helvy Tiana Rosa, Asma Nadia, Oki Setiana Dewi dll juga mengurungkan niat menulisnya karena berfikir demikian? Hmm bisa dipastikan karya fenomenal sekelas "Ketika Mas Gagah Pergi", " Assalamu'alaikum Beijing", "Melukis Pelangi" dan buanyak lagi yang lainnya ga akan pernah ada
Padahal ada berjuta insan di luar sana yang mendapat secercah hidayah lewat karya-karya tersebut.
Menulis adalah bekerja untuk keabadian, kata Pramoedya Ananta Toer. Keabadian? Ya. Sebab saat seorang penulis telah wafat, namun karyanya yang baik dan bermanfaat masih dibaca khalayak, maka pahala jariyah mengalir deras dari sana.
Rasulullah SAW bersabda: "Kalimat yang baik adalah sedekah" (H.R Bukhari dan Muslim).
Bahkan lebih jauh lagi, tingkat peradaban suatu bangsa dapat diukur dengan berapa banyak orang yang membaca dan menulis di negeri tersebut (Helvy Tiana Rosa). Allah SWT juga mengabadikan keagungan tulisan dan ilmu pengetahuan di dalam Al Qur'an.
"Nun. Demi pena dan apa yang mereka tuliskan." (Q.S Al Qalam: 1).
Tidakkah kita merasa iri dengan orang-orang yang produktif menulis, sahabat?
Ketika kita belum bisa banyak bersedekah dengan harta, ternyata tulisan yang baik bisa menjadi pilihan alternatifnya. Dengan menulis kita juga turut berperan memajukan peradaban bangsa.
Kita tidak pernah tahu, siapa saja yang mungkin tercerahkan dengan karya sederhana kita. Itu juga dakwah, bukan?
Untuk berbagai kekhawatiran yang saya sebutkan di awal, mengapa kita tidak memilih berhusnuzhan pada semesta? Berprasangka bahwa semuanya akan baik-baik saja. Ria, ujub dan penyakit hati lainnya bukankah kita yang mengendalikan. Ia adalah buah dari kondisi keimanan. Maka penulis yang baik akan menulis dengan iman dan rasa rendah hati dihadapan RabbNya. Luruskan niat, lillahi ta'ala. Masalah belum bisa mengamalkan? Setiap kita sedang dalam proses belajar. Sedikit yang kita tahu, maka sampaikanlah. Sampaikan walau hanya satu ayat
Khawatir mengundang simpati lawan jenis apalagi si do'i? Hmm itu sih urusan dia sama Allah. Innamal a'malu binniyat, kan? Niat kita nulis adalah untuk mencari ridha Allah SWT bukan mencari perhatian si dia.
Warnai sosial media dengan karya sederhanamu, sahabat. Tulisan, quotes dalam desain, apapun yang baik dan bisa menjadi inspirasi untuk umat. Syiarkan Diin yang kita cintai ini dengan sekreatif mungkin.
Karena selama masih ada yang menulis, maka masih ada yang membaca, selama masih ada yang membaca, maka masih ada yang belajar. Selama masih ada yang belajar maka masih ada harapan untuk bangsa kita di masa depan. Itulah proses edukasi, pendidikan, tarbiyah yang dikemas dengan apik agar tetap bisa diterima seiring zaman yang berkembang dinamis. Syi'ar!
Terkhusus untuk sahabat seperjuangan yang saya cintai karenaNya, ada pesan dari Rio Hafandi dalam buku Dakwah Kreatip Ala LDK halaman 209, "Aktivis dakwah harusnya produktif dalam menulis."
Semoga Allah membimbing lisan dan tulisan kita agar senantiasa bermanfaat dan mencerahkan.
Sahabat muslimah, insya Allah tulisan kita tak akan menjadi pintu fitnah jika kita mengiringi produktifitas dengan terus memohon perlindungan dariNya.
Ingatlah bahwa muslimah itu harus berani, bijaksana dan produktif. Tak ragu berpendapat namun anggun terjaga. Kelak anak-anakmu akan bangga karena ibunya adalah penulis yang cerdas bersuara.
Jangan takut, menulislah! 😊
Langkat, Januari 2017. Ditengah dinamika kabar kenaikan harga cabai, bbm, pajak dan pencabutan subsidi listrik 900 VA. Kita masih punya harapan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;