Jumat, 05 Desember 2014

Syukur


Syair musim hujan :
Oi, ujung jariku kisut dimakan udara
Beri aku segelas obat pencerai dingin !
Bolehlah ditambah pisang raja balut tepung mengepul-ngepul.
Sial ! rinduku bertaut pada kemarau.

Syair kemarau :
Oi, mukaku memerah dibakar siang
Beri aku segelas obat pencerai panas !
Bolehlah tambah bongkah es di gelasku
Sial ! rinduku bertaut pada penghujan.

Kau menyungging senyum,
“Manusia belum pandai menghambur syukur…”
Seringaimu.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;